Usaha Keripik Singkong Cikareo - Balaraja untuk kita semua

Breaking

Tuesday, May 25, 2010

Usaha Keripik Singkong Cikareo

PENDUDUK Desa Cikareo, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, berjumlah sekitar 4.777 jiwa. 

Mayoritas adalah petani dengan sekitar 10 persennya bekerja sebagai pembuat keripik singkong. Tidak kurang tujuh usaha rumahan keripik singkong ada di desa itu. Setiap usaha rumahan mempekerjakan antara 30 hingga 80 orang, yang mayoritas ibu rumah tangga, dari lingkungan sekitar. 

Kepala Desa Cikareo, Siti Aminah, sangat peduli dan mendorong berkembangnya usaha kecil di wilayahnya ini. Menurut dia kepada Tabloid FORSAS, selain keripik singkong, terdapat pula warganya yang bekerja sebagai pengrajin tudung dari anyaman bambu secara turun-temurun, tetapi kini tersisa hanya dua orang dan tidak maksimal karena hanya mengerjakan berdasarkan pesanan. 

Kades Aminah pun prihatin melihat perkembangan kerajinan tudung anyaman yang hampir punah di wilayahnya. Para pengrajin keripik singkong jelas tidak ingin nasib usahanya seperti tudung anyaman bambu. Oleh karena itu, para pengrajin keripik singkong berharap pembinaan dan pelatihan untuk mengembangkan usahanya, baik dalam peningkatan produksi maupun pemasarannya. 

Selama ini pemasaran itu dilakukan masih dari mulut ke mulut, belum ada promosi yang memadai. ‘’Meski demikian, produk kami sudah sampai dikirim ke Kota Serang, Pandeglang, Jakarta, dan sebagian kota di Jawa Barat. Semua itu usaha sendiri lewat kenalan di kota-kota itu,’’ tutur Yayat, salah seorang pengrajin keripik singkong. 

 Kendala yang paling dirasakan para pengrajin keripik di Desa Cikareo adalah bahan baku singkong dan cabai, terutama pada musim-musim tertentu. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tersebut, selain dari wilayah sekitar, selama ini mereka juga mendapatkan pasokan dari daerah Lebak (Banten), Sukabumi (Jawa Barat), hingga dari Lampung. Selain itu kendala yang juga pernah sangat memukul usaha mereka adalah minyak goreng ketika langka akibat naik-turunnya harga. Oleh karena itu, ke depannya mereka berharap harga minyak goreng selalu stabil dan tidak langka di pasaran. 

‘’Menyaksikan perjuangan warga desa kami, atas nama warga, saya mengharapkan perhatian dan kepedulian dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Tangerang untuk melakukan pembinaan. Barangkali dengan adanya pembinaan itu, termasuk pengenalan teknologi tepat guna (TTG) dari dinas-dinas terkait diharapkan dapat meningkatkan produksi dan peningkatan sumber daya manusia yang berdampak pada peningkatan taraf hidup warga kami,’’ tutur Kades Aminah. Sumber : Nusantara Tabloid Forsas / Edisi 7 – November 2009

1 comment:

  1. Ada pembuat keripik singkong yang bisa di wawancara buat tugas kuliah?

    ReplyDelete