Abuya Dimyati Cidahu, Ulama Penuh Karomah - Balaraja untuk kita semua

Breaking

Tuesday, July 30, 2019

Abuya Dimyati Cidahu, Ulama Penuh Karomah


Nama lengkapnya adalah KH Muhammad Dimyati atau dikenal dengan Abuya Dimyati adalah sosok  ulama yang kharismatis. Beliau dikenal sebagai pengamal tarekat Syadziliyah dan sudah melahirkan banyak santri berkelas. Banyak juga orang yang menyebutnya Mbah Dim.

Lahir sekitar tahun 1925 (beberapa sumber juga menyebut sekitaran tahun 1919) dari pasangan H.Amin dan Hj.Ruqayah. Dari kecil Buya Dimyati sudah menampakan kecerdasannya dan juga keshalihannya, beliau belajar dari satu pesantren ke pesantren lainnya mulai dari sekitaran banten hingga ke jawa tengah dan jawa timur.


Menelusuri kehidupan ulama Banten ini seperti melihat warna-warni dunia sufistik.
Dalam kesehariannya beliau bukan saja mengajarkan dalam ilmu syari’ah tapi juga menjalankan kehidupan dengan metode bertashawuf, tarekat yang di anutnya adalah tarekat Naqsabandiyyah Qodiriyyah. Maka sangatlah wajar jika dalam perilaku sehari-hari beliau penuh tawadhu’,istiqomah ,zuhud dan ikhlas.

Banyak dari beberapa pihak yang coba untuk mempublikasikan kegiatannya di pesantren selalu di tolak dengan halus oleh Buya Dimyati begitupun ketika beliau di beri sumbangan oleh kalangan pejabat beliau selalu menolak dan mengembalikannya, Seperti ketika Buya Dimyati di beri sumbangan Oleh Mba Tutut ( Anak Mantan presiden Soeharto) sebesar satu milyar, dan beliau mengembalikannya.

Menolak dibebaskan dari Penjara

Pada tahun 1977 Buya Dimyati pernah ditangkap dan dipenjara karena beriau mengkritik tindakan intimidasi partai Golkar pada saat itu.  Penangkapan Buya Dimyati ini tentu saja membuat kalangan ulama, santri dan jawara banten menjadi sangat marah. Merekapun turun ke jalan dan menuntut pihak pemerintah untuk segera membebaskan sang Kyai.  Tapi lucunya sang Abuya malah mengirim surat kepada para pendukungnya yang isinya mengatakan bahawa beliau tidak mau dibebaskan  dan merasa enak tinggal di penjara. Dan meminta para pendukungnya untuk membubarkan diri.


Sering Berziarah Ke Makam Syekh Abdul Qadir Jailani

Dikisahkan ada seorang kyai dari Jawa yang pergi ke makam Syeikh Abdul Qadir al-Jailani di Irak. Kyai tersebut merasa sangat bangga karena banyak kyai di Indonesia paling jauh mereka ziarah adalah makam Nabi Muhammad SAW. 

Akan tetapi dia dapat menziarahi sampai ke makam Syeikh Abdul Qadir al-Jailani. ketika sampai di makam tersebut, maka penjaga makam bertanya padanya, "darimana kamu (Bahasa Arab)". si Kyai menjawab, dari Indonesia. maka penjaganya langsung bilang, oh di sini ada setiap malam Juma'at seorang ulama Indonesia yang kalau datang ziarah dan duduk saja depan makam, maka segenap penziarah akan diam dan menghormati beliau, sehinggalah beliau mulai membaca al-Qur'an, maka penziarah lain akan meneruskan bacaan mereka sendiri2. 

Maka Kyai tadi kaget, dan berniat untuk menunggu sampai malam jumaat agar tahu siapa sebenarnya ulama tersebut. Ternyata pada hari yang ditunggu-tunggu, ulama tersebut adalah Abuya Dimyati. Maka kyai tersebut terus kagum, dan ketika pulang ke Jawa, dia menceritakan bagaimana beliau bertemu Abuya Dimyati di makam Syeikh Abdul Qadir al-Jailani. Padahal ketika itu Abuya masih di pondok dan mengaji dengan santri-santrinya.

Kisah serupa juga banyak diungkapkan, bahwa ada beberapa orang dari Indonesia yang berjumpa dengan sang Abuya pada saat berziarah ke makam Syekh Abdul Qadir Jailani, bahkan ketika sang Abuya sudah wafat.

WallahuAllam bishawab..

Mempunyai Ribuan Santri

Buya Dimyati merintis pesantren di desa Cidahu Pandeglang sekitar tahun 1965. Beliau terkenal sebagai guru pesantren dan penganjur ajaran Ahlusunah Wal Jama’ah. Pondoknya di Cidahu, Pandeglang, Banten tidak pernah sepi dari para tamu maupun pencari ilmu. Bahkan menjadi tempat rujukan santri, pejabat hingga kyai. Semasa hidupnya, Abuya Dimyati dikenal sebagai gurunya dari para guru dan kyainya dari para kyai. Masyarakat Banten menjuluki beliau juga sebagai pakunya daerah Banten. Abuya Dimyati dikenal sosok ulama yang mumpuni. Bukan saja mengajarkan ilmu syari’ah tetapi juga menjalankan kehidupan dengan pendekatan tasawuf. Abuya dikenalsebagai penganut tarekat Naqsabandiyyah Qodiriyyah. Beliau banyak melahirkan ulama-ulama ternama seperti Habib Hasan bin ja'far assegaf yang sekarang memimpin Majlis Nurul Musthofa di Jakarta dan masih banyak lagi murid-murid beliau yang mendirikan pesantren.

Baca Juga:




Catatan:

- Cerita ini diambil dari berbagai sumber, baik dari media maupun cerita dari para santri beliau.

1 comment:

  1. HÑ– therï½…, ϳust became aⅼert to yoᥙr
    blog through Google, and found that it's truly informative.
    I'm gonnna watch out for bruѕsels. I will aрpreciate if
    Ò¯ou continue this inn future. Lots of people will be benefited from your writing.
    Cheers!

    ReplyDelete