Tak perlu biaya mahal untuk bisa membangun rumah ramah lingkungan. Tak perlu aplikasi teknologi canggih yang juga mahal. Semua bisa dimulai dari hal sederhana, kok.
Sebagian besar dari kita tentu merasakan perubahan suhu udara beberapa tahun terakhir ini. Suhu permukaan Bumi rasanya semakin panas saja. Rupanya ini ada hubungannya dengan pemanasan global, yang mengakibatkan terjadinya perubahan iklim yang tak menentu.
Berdasarkan penelitian WWF, peningkatan suhu ini memiliki ambang batas maksimal, hingga dua derajat celcius. Hingga saat ini, sejak tahun 1992, kenaikan suhu bumi sudah mencapai satu derajat. Bayangkan, mungkin lima hingga sepuluh tahun mendatang, bumi ini menjadi semakin panas.
Banyak cara ditempuh orang untuk mengatasi masalah ini, cuma sayangnya kebanyakan salah kaprah dan lebih bersifat instant. "Kalo rumah panas tinggal pasang AC saja ", itu adalah jawaban yang paling umum kita dengar, tentang solusi mengatasi udara panas dalam rumah atau ruangan.
Padahal penggunaan AC yang notabene menggunakan freon justru akan lebih membuat suhu di bumi makin panas, karena freon justru akan semakin membuat lapisan ozone menipis.
Gunakan Cara Orang Kampung
Naning Adiwoso ketua Green Building Council Indonesia (GBCI), dalam sebuah presentasinya memberikan contoh kehidupan di desa. Gaya hidup tradisional di sana, justru merupakan teladan yang baik untuk hidup ramah lingkungan. Masyarakat desa jarang sekali menggunakan kendaraan bermotor untuk bepergian. Mereka lebih memilih menggunakan sepeda, atau bahkan berjalan kaki.
Ngaak cuma itu. Di desa, konsep desain rumah boleh jadi masih terbilang ramah lingkungan. Kebanyakan rumah di sana menggunakan material yang mudah terbarukan. Misalnya bambu. Banyak rumah menggunakan bambu sebagai rangka bangunan, dinding, dan atap. Bambu dan material bangunan ini diambil dari lokasi yang tak jauh dari rumah. Sehingga tidak menyumbang pemborosan energi dan menyumbang polusi serta peningkatan suhu Bumi. Tanpa menggunakan AC pun, rumah-rumah di pedesaan ini terasa sejuk. Ini antara lain karena desain bangunannya relatif bersahabat dengan lingkungannya sekitarnya. Hal lainnya, hampir setiap jengkal tanah di pedesaan masih tertanami tanaman, baik itu pohon ataupun perdu. Aneka tanaman ini juga berperan penting untuk mendinginkan Bumi.
Pergola/kanopi dengan pohon rambat seperti Alamanda akan lebih jauh memberikan kesejukan dibanding dengan Polycarbonate
Bagi anda yang saat ini mungkin pagar rumahnya dilapisi dengan bahan sejenis fiber (biar tetangga gak bisa ngintip). Mungkin gambar berikut bisa memberikan solusi bagi anda yang suka dengan "Hijau"
Cukup sederhana bukan? Untuk menanggulangi pemanasan global, tak dibutuhkan banyak biaya. Yang penting, kita mulai bersikap ramah terhadap lingkungan. Mulai sekarang, jangan lagi sepelekan satu lampu yang menyala, satu keran yang bocor, atau satu liter bensin yang dihabiskan dalam sehari. Kita mungkin mampu membayarnya secara finansial, tetapi kita tidak akan bisa membayar akibat yang ditimbulkan dari pemborosan energi ini, di masa depan.
Tuesday, May 24, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment