Benarkah Belanda Menjajah Kita Selama 350 Tahun? - Balaraja untuk kita semua

Breaking

Thursday, August 18, 2011

Benarkah Belanda Menjajah Kita Selama 350 Tahun?

Bung Karno kerap menyebut-nyebut didalam pidatonya bahwa Belanda udah menjajah Nusantara sepanjang 350 tahun selanjutnya dilanjutkan bersama Jepang yang menjajah sepanjang 3,5 tahun. Semuanya dilakukan oleh Bung Karno untuk menanamkan perasaan anti kolonialisme dan imperialisme di didalam rakyat Indonesia. Sebagai orang yang pernah merasakan pahit getirnya kenyataan dijajah oleh bangsa asing, Bung Karno tak henti-hentinya mengingatkan rakyat Indonesia perihal penjajahan sepanjang 350 tahun itu. Alangkah aneh dan bodohnya kami saat itu, bahwa negeri seluas ini bersama kuantitas penduduk yang begitu banyaknya mampu dijajah oleh suatu bangsa kecil, bersama luas wilayah sebesar tidak cukup dari luas Jawa Barat, yang datang jauh-jauh dari seberang lautan nyaris separuh bumi.



Ada pertanyaan yang menggantung di benak aku benarkah pendapat Bung Karno bahwa kami dijajah Belanda sampai begitu lamanya, sampai 350 tahun. Waktu sekolah dulu, aku menelan mentah-mentah bahan pelajaran peristiwa ini karena udah apriori duluan bersama metode pengajaran yang nggak menarik dan kentaranya pembelokan oleh penguasa saat itu. Tapi lambat laun aku bertumbuh jadi generasi yang lebih gawat dan melalui tulisan ini aku cuman menghendaki share fakta-fakta peristiwa berkenaan bersama perihal di atas.



Kalau benar Belanda menjajah sepanjang 350 tahun, andaikata dihitung mundur dari tahun 1942, saat Belanda (baca: Hindia Belanda) menyerah kalah terhadap Jepang, artinya kami dijajah Belanda sejak tahun 1592. Benarkah demikianlah ?



Perkenalan Nusantara bersama bangsa barat di mulai terhadap tahun 1512 disaat armada dagang Portugis tiba di Maluku untuk mencari biji pala dan cengkeh. Bahkan kemudian Portugis mendapat hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku, apalagi diijinkan mendirikan benteng, yang kemudian jadi pukulan hebat bagi para pedagang pribumi dari Jawa atau Bugis.



Keberhasilan Portugis berdagang di Nusantara membuat Belanda turut mengirimkan ekspedisi dagang terhadap tahun 1595 bersama armada terdiri dari 4 kapal, diawaki 250 orang dan dipersenjatai bersama 100 meriam. Armada dagang ini dipimpin oleh Cornelis De Houtman, seorang pedagang besar.



Setelah 450 hari pelayaran dan kehilangan nyaris separuh dari awak kapalnya, Houtman mendarat di pelabuhan Banten tahun 1596. Mereka mendapat sambutan yang tidak mengenakkan dari Bupati Banten, Jayanegara dan termasuk armada dagang Portugis. Karena itulah mereka ulang ke Belanda bersama membawa sedikit muatan. Bulan Agustus 1597 Houtman tiba ulang di Belanda bersama hanya 90 anak buah yang tersisa.



Walaupun ekspedisi pertama ini gagal, tetapi tetap menginspirasi Admiral Van Neck untuk terhadap tahun 1598 membawa 8 kapal ke Nusantara. Tata krama yang dilakukan Van Neck membuatnya berhasil memuati 4 kapalnya bersama rempah-rempah hasil berdagang bersama Bupati Jayanegara dari Banten. Keberhasilan inilah yang kemudian membuat armada dagang Belanda ulang berdatangan di Nusantara.



Persaingan bersama armada dagang Spanyol dan Portugis membuat pemerintah Belanda memberi saran para pedagang untuk membuat persekutuan dagang yang dinamakan VOC (Verenigde Oostindische Companie). Persekutuan dagang ini diberikan hak monopoli perdagangan, diijinkan untuk mengangkat pegawai dan tentara, mengadakan perjanjian bersama raja-raja Nusantara termasuk untuk laksanakan peperangan andaikata diperlukan. Tahun 1609, Pieter Both diangkat sebagai Gubernur VOC pertama untuk kepulauan Nusantara. Sejak inilah peristiwa kelam Nusantara dimulai. Karena keangkuhan dan kebodohan raja-raja Nusantara saat itu, maka Nusantara satu persatu akan ditaklukan oleh sekumpulan pedagang dari negeri kecil Belanda.



Tahun 1799, VOC jatuh bangkrut karena korupsi, selanjutnya diambil alih oleh pemerintahan De- Bataafse Republic. Setelah itu Belanda menunjuk Wiese sebagai Gubernur Jenderal di Hindia Belanda sampai kemudian di tahun 1808 digantikan bersama paksa oleh Maarschalk en Gouverneur Generaal Herman Willem Daendels. Daendels berkuasa sampai dipanggil pulang ke Belanda tahun 1811 dan digantikan oleh Janseens.



Nusantara kemudian jatuh ke tangan Inggris di mana Sir Thomas Stamford Raffles ditugaskan jadi Letnan Jenderal terhadap tahun 1811 sampai 1816 dikembalikan ke Belanda.



Setelah diambil alih ulang oleh Belanda akhirnya Nusantara ulang kepada penjajahan Belanda sampai Belanda menyerah kepada Jepang terhadap tanggal 8 Maret 1942 jam 17.15 di Kalijati.



Jadi benarkah Indonesia dijajah sepanjang 350 tahun ? Menurut fakta peristiwa sebenarnya tidak. Tahun 1609 – 1799 (190 tahun), Nusantara sebenarnya di bawah kekuasaan VOC, sebuah persekutuan pedagang Belanda, bukan pemerintah Belanda. Tahun 1799 – 1811 (12 tahun) Belanda jadi menguasai Nusantara, selanjutnya diinterupsi saat saat tahun 1811 – 1816 (5 tahun) bersama beralih terhadap penjajahan Inggris. Belanda ulang menjajah Nusantara terhadap tahun 1816 – 1942 (126 tahun). Jadi Belanda sendiri menjajah Nusantara sepanjang 138 tahun. Kalau VOC termasuk dianggap Belanda, total jadi 328 tahun. Kalau kedatangan Houtman di tahun 1596 udah dianggap sebagai awal penjajahan Belanda maka jadi 341 tahun. Kalau penjajahan Inggris pun dianggap sebagai penjajahan Belanda pula, masa penjajahan Belanda total jadi 346 tahun, bukan 350 tahun layaknya yang sepanjang ini.



Jadi dari mana Bung Karno mendapat angka 350 tahun ? Sebagai orang pergerakan yang udah melahap sekian banyak buku, tentu Bung Karno paham perihal fakta-fakta di atas. Tapi sebagai seorang tokoh pergerakan dan sekaligus orator ulung, dia harus pintar memainkan simbol-simbol yang gampang diingat rakyat dan mampu menguasai psikologi rakyat terjajah saat itu. Sebagai seorang pakar pidato, tentu lebih gampang mengucapkan angka 350 tahun ketimbang 346 tahun. Selain itu angka 350 tahun dirasa lebih mendekati makna ramalan Jangka Joyoboyo, sebuah ramalan yang tetap dipegang teguh rakyat Jawa terhadap saat itu pula. Ditambah 3,5 tahun Jepang berkuasa, rakyat Jawa diarahkan bahwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 tak hanya diraih melalui perjuangan berdarah-darah sebenarnya termasuk udah diramalkan oleh Joyoboyo beribu tahun sebelumnya. Kalau Anda sebagai orang Jawa saat itu, pastilah Anda akan jadi cocok bersama angka 350 tahun ini, dan maka dari itu motivasi Anda akan berkobar untuk membela proklamasi yang cocok bersama kepercayaan Anda sebagai orang Jawa.



Fakta termasuk tunjukkan bahwa sebenarnya Belanda tidak langsung menguasai Nusantara sekaligus, tetapi satu per satu. Contohnya Aceh baru mampu ditundukkan sesudah berperang sebegitu lamanya sampai tahun 1907-an.



Jadi menurut fakta yang ada, angka 350 tahun masa penjajahan Belanda lebih bersifat simbolik dan politis ketimbang sebuah fakta. Tapi apakah tidak benar ? Tergantung dari Anda menilai dari sudut pandang mana he..he….



Sumber kepustakaan:

1. Peperangan Kerajaan di Nusantara: Penelusuran Kepustakaan Sejarah, Capt. RP Suyono, Grasindo, Jakarta 2003.

2. Jalan Raya Pos, Jalan Daendels, Pramoedya Ananta Toer, Lentera Dipantara, 2008.

3. Selamat Berpisah, JC Bijkerk, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1988.

No comments:

Post a Comment