"Seiring berkembangnya teknologi, maka prostitusi juga mulai memasuki dunia maya. Bahkan Ojek online kalah cepat oleh prostitusi online dalam perkembangannya."
Sebelumya saya jelaskan bahwa artikel ini saya tulis, semata-mata sebagai bentuk keprihatinan saya akan masalah prostitusi yang sepertinya sudah semakin menjadi hal yang dianggap "Lumrah" oleh sebagian besar dari kita. Tidak ada maksud untuk mendiskreditkan seseorang,wilayah atau kelompok tertentu, dan tidak juga untuk mempromosikan kegiatan prostitusi.
Menurut Victor Malarek "Prostitusi merupakan bentuk penindasan yang tertua di dunia" (prostitution is the world's oldest oppresion).
Akhir-akhir ini dunia maya digemparkan oleh berita dari Garut mengenai perbuatan keji seorang suami yang tega menjual isterinya dengan cara menawarkannya melalui medsos, dan masih banyak berita sejenis sebelumnya. Baik yang melibatkan Selebritis hingga masyarakat biasa.
Dibalik pesatnya perkembangan media sosial yang digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi dan promosi, maka sisi buruk pun muncul pada medsos, yaitu kejahatam yang menggunakan medsos sebagai media promis juga, yang paling banyak adalah penggunaan media sosial sebagai ajang "Promosi Birahi".
Tangerang (meliputi semua wilayah, kota, kabupaten dan juga kota tangsel) tidaklah luput begitu saja dari efek buruk media sosial ini.
Sebagai daerah penyangga Ibu Kota, tinggal kepadatan penduduk Tangerang juga terbilang cukup padat. Tangerang adalah kota yang terus berkembang, baik sebagai pemukiman, insustri pendidikan dan juga perdagangan.
Masa Lalu Prositusi di Tangerang
Pada awal tahun 80an, saat itu di Kabupaten tangerang marak dengan isitlah "Warung Pojok". Yaitu warung yang buka mulai sore hingga pagi hari, biasanya berada di pinggir jalan besar. Jalan raya Serang yang merupakan jalan utama yang membelah Kabupaten Tanerang, merupakan tempat yang paling banyak ditempati warung pojok ini. Mulai dari perbatasan dengan kabupaten Serang hingga mencapai kecamatan curug dan cikupa.
Warung pojok ini awalnya merupakan warung makan biasa, yang biasa disinggahi oleh para pengemudi truk lintas jawa sumatera. Seiring dengan perkembangannya warung-warung ini banyak yang beralih fungsi menjadi sarana prostitusi. Masa kejayaan warung pojok ini berakhir berkat aksi penertiban oleh masyarakat yang didukung oleh pihak pemda dan juga aparat keamanan.
Pada era 90an. Wilayah Dadap (dekat bandara Soekarno Hatta). Juga sangat terkenal di Tangerang dengan warung reman-remangnya. Selain itu masih juga terdapat beberapa tempat lain, semisal di dekat pintu air tangerang yang sangat dikenal dengan prostitusi warianya. Saat ini Alhamdulillah, berkat penertiban yang sudah dilakukan oleh pihak pemerintah daerah,maka tempat prostitusi tersebut sudah hampir tidak terdengar lagi.
Prostitusi Online
Seiring berkembangnya teknologi, maka prostitusi juga mulai memasuki dunia maya. Bahkan Ojek online kalah cepat oleh prostitusi online dalam perkembangannya. Dan serunya saat ini sudah banyak ditenggarai bahwa banyak kegiatan prostitusi online yang juga memanfaatkan sarana ojek online.
Banyak media sosial yang digunakan oleh para penjaja prostitusi online ini. Facebook merupakan medsos pertama yang digunakan mereka, kemudian menyusul Twitter. Saat ini sudah tak tehitung lagi media sosial yang digunakan untuk kegiatan ini, sebut saja WeChat. Aplikasi buatan negeri tiongkok ini ditenggarai sebagai salah satu media promosi untuk para penjaja sex secara online.
Prostitusi online di wilayah Tangerang yang coba penulis amati terbatas pada penggunaan media sosial twitter saja. Dan benar-benar mengejutkan karena penulis juga menemukan hal lain pada media ini khususnya untuk wilayah Tangerang. yaitu adanya transaksi untuk para kaum gay dan lesbian. Misal saja account twitter @xxxTangerang, yang jelas-jelas menawarkan diri sebagai gay, dan banyak sekali retweet dari account gay lain pada halaman tweetnya.
Untuk kegiatan promosi layanan sex online di wilayah tangerang. selain yang berbentuk account, ada juga beberapa hastag semisal #xxxxbotangerang, #xxxxbotangsel yang biasa digunakan oleh para penjaja sex untuk menawarkan layanan.
Harapan saya sebagai penulis, dengan munculnya artikel ini, maka dapat menjadi perhatian bagi kita semua warga tangerang. Untuk lebih waspada dalam penggunaan media sosial, dan bagi pihak yang berwenang semoga ini menjadi laporan tidak resmi dari penulis.
Keterangan:
Semua account dan hastag twitter sengaja penulis samarkan, karena tidak ada maksud untuk ikut mempromosikannya.
No comments:
Post a Comment