Menurut Dirgakum Korlantas Mabes Polri Brigjen Pol Pujiono Dulrahman, yang datang memantau lokasi kejadian tabrakan beruntun Tol Cipularang di sekitar kilometer 92, Senin (2/9/2019). Dalam kesempatan itu, Pujiono mengatakan, peristiwa kecelakaan itu diduga berawal dari sebuah dump truk yang mengalami kecelakaan tunggal. Di belakang dump truk itu, terdapat kendaraan dump truk lain yang tak bisa menghindari tabrakan dengan kendaraan yang ada di depannya.
Tumpahan tanah dari dump truk tersebut menutupi jalan, dan selanjutnya menyebabkan kecelakaaan beruntun hingga melibatakan total 20 kendaraan.
Belum lama berselang dari kejadian tersebut, sebuah dump truk pengangkut tanah di tangerang terguling dan menimpa sebuah minibus, 4 penumpang minibus tewas tertimbun tumpahan tanah dari truk tersebut.
Sebelumnya (masih di tangerang) sebuah dump truk penangkut tanah kehilangan kendali dan menyebrang ke lajur kanan dan menghatam sebuah angkutan umum serta sebuah sepeda motor. Dan masih banyak lagi kejadian sebelumnya yang melibatkan truk pengangkut tanah ini.
Truk berukuran besar tersebut memang saat ini seolah-olah menjadi raja di jalanan. Misal saja di daerah tangerang, truk yang mengangkut tanah urugan yang berasal dari daerah kabupaten lebak dan serang, menjadi pemandangan utama di sepanjang jalan raya serang. Siang dan malam truk-truk besar tersebut melintas.
Saya sebagai pengguna angkutan umum, seringkali merasa ngeri ketika angkutan yang saya naiki bersebelahan atau berpapasan dengan truk berukuran raksasa ini.
Truk-truk besar ini juga seringkali parkir dengan seenaknya di badan jalan, sehingga tak jarang menyebabkan kemacetan.
Petugas sedang menindak truk yang parkir di bahu jalan |
No comments:
Post a Comment