Mundur sebagai peserta Musabaqoh Tilawatil Qur`an (MTQ) ke-37 Sumatera Utara, di Tebing Tinggi, karena disuruh buka cadar saat tampil di mimbar, malah Muyasaroh kini kebanjiran hadiah dari berbagai kalangan.
Berita mahasiswi semester 3 FKIP Universitas Al Washliyah (Univa) Medan menolak disuruh buka cadar sempat menjadi viral di media sosial maupun grup whatsaap kader dan keluarga Washliyah.
Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Al Washliyah (PW GPA) Sumatera Utara, H Zulham Efendi Siregar ST beserta Rektor Univa Medan Dr H Halfian Lubis beserta jajaran civitas akademika menyambut kepulangan Muyasaroh dari arena MTQ Sumut, Tebing Tinggi dengan bangga dan haru.
Menurut H. Zulham Effendi Siregar, mahasiswi Univa tersebut ikhlas mengundurkan diri dari MTQ Sumut, karena disuruh dewan hakim untuk membuka cadar ketika sedang tampil di mimbar.
Muyasaroh tetap bersikukuh mempertahankan cadar nya. Tidak mau membuka walaupun disebut bahwa aturan buka cadar sudah berlaku nasional sejak STQN di Pontianak, Kalimantan. Muyasaroh, yang sehari-harinya mengenakan pakaian sya`i, tetap istiqomah dan memilih mundur dari peserta perhelatan akbar itu.
Jajaran PW GPA Sumut yang juga Organ Bagian Al Washliyah ini menyambut Muyasaroh sebagai Pahlawan, walaupun, kata Zulham, masih separuh perjalanan dalam MTQ tersebut dan dia mendoakan semoga Muyasaroh tetap istiqomah dan terus belajar, belajar Al Quran agar nantinya dapat mengikuti MTQ Tingkat Internasional, pinta Zulham.
Kepada Muyasaroh, Ketua PW GPA Sumut ini memberi apresiasi dan semangat dalam bentuk bantuan biaya kuliah hingga sarjana (S1) di kampus Univa Medan, Sumatera Utara.
Alhamdulillah, ternyata bukan itu saja banMundur sebagai peserta Musabaqoh Tilawatil Qur`an (MTQ) ke-37 Sumatera Utara, di Tebing Tinggi, karena disuruh buka cadar tampil di mimbar, malah Muyasaroh kini kebanjiran hadiah dari berbagai kalangan.
Berita mahasiswi semester 3 FKIP Universitas Al Washliyah (Univa) Medan menolak disuruh buka cadar sempat menjadi viral di media sosial maupun grup whatsaap kader dan keluarga Washliyah.
Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Al Washliyah (PW GPA) Sumatera Utara, H Zulham Efendi Siregar ST beserta Rektor Univa Medan Dr H Halfian Lubis beserta jajaran civitas akademika menyambut kepulangan Muyasaroh dari arena MTQ Sumut, Tebing Tinggi dengan bangga dan haru.
Menurut H. Zulham Effendi Siregar, mahasiswi Univa tersebut ikhlas mengundurkan diri dari MTQ Sumut, karena disuruh dewan hakim untuk membuka cadar ketika sedang tampil di mimbar.
Muyasaroh tetap bersikukuh mempertahankan cadar nya. Tidak mau membuka walaupun disebut bahwa aturan buka cadar sudah berlaku nasional sejak STQN di Pontianak, Kalimantan. Muyasaroh, yang sehari-harinya mengenakan pakaian sya`i, tetap istiqomah dan memilih mundur dari peserta perhelatan akbar itu.
Jajaran PW GPA Sumut yang juga Organ Bagian Al Washliyah ini menyambut Muyasaroh sebagai Pahlawan, walaupun, kata Zulham, masih separuh perjalanan dalam MTQ tersebut dan dia mendoakan semoga Muyasaroh tetap istiqomah dan terus belajar, belajar Al Quran agar nantinya dapat mengikuti MTQ Tingkat Internasional, pinta Zulham.
Kepada Muyasaroh, Ketua PW GPA Sumut ini memberi apresiasi dan semangat dalam bentuk bantuan biaya kuliah hingga sarjana (S1) di kampus Univa Medan, Sumatera Utara.
Alhamdulillah, ternyata bukan itu saja bantuan dan simpati warga terus mengalir ke Muyasaroh, peserta yang didiskualifiksi di MTQ Sumut.
“Alhamdulillah hari ini Muyasaroh kembali mendapat keberkahan antusias masyarakat muslim cukup tinggi baik Indonesia maupun luar negeri. Muyasaro diberikan Rp100 juta melalui Yayasan Arrisalah dan Salam TV,” tulis Zulham Effendi Siregar, yang akrab menyebut dirinya ZES.
TAKUT ALLAHtuan dan simpati warga terus mengalir ke Muyasaroh, peserta yang didiskualifiksi di MTQ Sumut.
Mundur sebagai peserta Musabaqoh Tilawatil Qur`an (MTQ) ke-37 Sumatera Utara, di Tebing Tinggi, karena disuruh buka cadar tampil di mimbar, malah Muyasaroh kini kebanjiran hadiah dari berbagai kalangan.
Berita mahasiswi semester 3 FKIP Universitas Al Washliyah (Univa) Medan menolak disuruh buka cadar sempat menjadi viral di media sosial maupun grup whatsaap kader dan keluarga Washliyah.
Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Al Washliyah (PW GPA) Sumatera Utara, H Zulham Efendi Siregar ST beserta Rektor Univa Medan Dr H Halfian Lubis beserta jajaran civitas akademika menyambut kepulangan Muyasaroh dari arena MTQ Sumut, Tebing Tinggi dengan bangga dan haru.
Menurut H. Zulham Effendi Siregar, mahasiswi Univa tersebut ikhlas mengundurkan diri dari MTQ Sumut, karena disuruh dewan hakim untuk membuka cadar ketika sedang tampil di mimbar.
Muyasaroh tetap bersikukuh mempertahankan cadar nya. Tidak mau membuka walaupun disebut bahwa aturan buka cadar sudah berlaku nasional sejak STQN di Pontianak, Kalimantan. Muyasaroh, yang sehari-harinya mengenakan pakaian sya`i, tetap istiqomah dan memilih mundur dari peserta perhelatan akbar itu.
Jajaran PW GPA Sumut yang juga Organ Bagian Al Washliyah ini menyambut Muyasaroh sebagai Pahlawan, walaupun, kata Zulham, masih separuh perjalanan dalam MTQ tersebut dan dia mendoakan semoga Muyasaroh tetap istiqomah dan terus belajar, belajar Al Quran agar nantinya dapat mengikuti MTQ Tingkat Internasional, pinta Zulham.
Kepada Muyasaroh, Ketua PW GPA Sumut ini memberi apresiasi dan semangat dalam bentuk bantuan biaya kuliah hingga sarjana (S1) di kampus Univa Medan, Sumatera Utara.
Alhamdulillah, ternyata bukan itu saja bantuan dan simpati warga terus mengalir ke Muyasaroh, peserta yang didiskualifiksi di MTQ Sumut.
“Alhamdulillah hari ini Muyasaroh kembali mendapat keberkahan antusias masyarakat muslim cukup tinggi baik Indonesia maupun luar negeri. Muyasaro diberikan Rp100 juta melalui Yayasan Arrisalah dan Salam TV,” tulis Zulham Effendi Siregar, yang akrab menyebut dirinya ZES.
Mundur sebagai peserta Musabaqoh Tilawatil Qur`an (MTQ) ke-37 Sumatera Utara, di Tebing Tinggi, karena disuruh buka cadar saat tampil di mimbar, malah Muyasaroh kini kebanjiran hadiah dari berbagai kalangan.
Berita mahasiswi semester 3 FKIP Universitas Al Washliyah (Univa) Medan menolak disuruh buka cadar sempat menjadi viral di media sosial maupun grup whatsaap kader dan keluarga Washliyah.
Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Al Washliyah (PW GPA) Sumatera Utara, H Zulham Efendi Siregar ST beserta Rektor Univa Medan Dr H Halfian Lubis beserta jajaran civitas akademika menyambut kepulangan Muyasaroh dari arena MTQ Sumut, Tebing Tinggi dengan bangga dan haru.
Menurut H. Zulham Effendi Siregar, mahasiswi Univa tersebut ikhlas mengundurkan diri dari MTQ Sumut, karena disuruh dewan hakim untuk membuka cadar ketika sedang tampil di mimbar.
Muyasaroh tetap bersikukuh mempertahankan cadar nya. Tidak mau membuka walaupun disebut bahwa aturan buka cadar sudah berlaku nasional sejak STQN di Pontianak, Kalimantan. Muyasaroh, yang sehari-harinya mengenakan pakaian sya`i, tetap istiqomah dan memilih mundur dari peserta perhelatan akbar itu.
Jajaran PW GPA Sumut yang juga Organ Bagian Al Washliyah ini menyambut Muyasaroh sebagai Pahlawan, walaupun, kata Zulham, masih separuh perjalanan dalam MTQ tersebut dan dia mendoakan semoga Muyasaroh tetap istiqomah dan terus belajar, belajar Al Quran agar nantinya dapat mengikuti MTQ Tingkat Internasional, pinta Zulham.
Kepada Muyasaroh, Ketua PW GPA Sumut ini memberi apresiasi dan semangat dalam bentuk bantuan biaya kuliah hingga sarjana (S1) di kampus Univa Medan, Sumatera Utara.
Alhamdulillah, ternyata bukan itu saja banMundur sebagai peserta Musabaqoh Tilawatil Qur`an (MTQ) ke-37 Sumatera Utara, di Tebing Tinggi, karena disuruh buka cadar tampil di mimbar, malah Muyasaroh kini kebanjiran hadiah dari berbagai kalangan.
Berita mahasiswi semester 3 FKIP Universitas Al Washliyah (Univa) Medan menolak disuruh buka cadar sempat menjadi viral di media sosial maupun grup whatsaap kader dan keluarga Washliyah.
Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Al Washliyah (PW GPA) Sumatera Utara, H Zulham Efendi Siregar ST beserta Rektor Univa Medan Dr H Halfian Lubis beserta jajaran civitas akademika menyambut kepulangan Muyasaroh dari arena MTQ Sumut, Tebing Tinggi dengan bangga dan haru.
Menurut H. Zulham Effendi Siregar, mahasiswi Univa tersebut ikhlas mengundurkan diri dari MTQ Sumut, karena disuruh dewan hakim untuk membuka cadar ketika sedang tampil di mimbar.
Muyasaroh tetap bersikukuh mempertahankan cadar nya. Tidak mau membuka walaupun disebut bahwa aturan buka cadar sudah berlaku nasional sejak STQN di Pontianak, Kalimantan. Muyasaroh, yang sehari-harinya mengenakan pakaian sya`i, tetap istiqomah dan memilih mundur dari peserta perhelatan akbar itu.
Jajaran PW GPA Sumut yang juga Organ Bagian Al Washliyah ini menyambut Muyasaroh sebagai Pahlawan, walaupun, kata Zulham, masih separuh perjalanan dalam MTQ tersebut dan dia mendoakan semoga Muyasaroh tetap istiqomah dan terus belajar, belajar Al Quran agar nantinya dapat mengikuti MTQ Tingkat Internasional, pinta Zulham.
Kepada Muyasaroh, Ketua PW GPA Sumut ini memberi apresiasi dan semangat dalam bentuk bantuan biaya kuliah hingga sarjana (S1) di kampus Univa Medan, Sumatera Utara.
Alhamdulillah, ternyata bukan itu saja bantuan dan simpati warga terus mengalir ke Muyasaroh, peserta yang didiskualifiksi di MTQ Sumut.
“Alhamdulillah hari ini Muyasaroh kembali mendapat keberkahan antusias masyarakat muslim cukup tinggi baik Indonesia maupun luar negeri. Muyasaro diberikan Rp100 juta melalui Yayasan Arrisalah dan Salam TV,” tulis Zulham Effendi Siregar, yang akrab menyebut dirinya ZES.
TAKUT ALLAHtuan dan simpati warga terus mengalir ke Muyasaroh, peserta yang didiskualifiksi di MTQ Sumut.
Mundur sebagai peserta Musabaqoh Tilawatil Qur`an (MTQ) ke-37 Sumatera Utara, di Tebing Tinggi, karena disuruh buka cadar tampil di mimbar, malah Muyasaroh kini kebanjiran hadiah dari berbagai kalangan.
Berita mahasiswi semester 3 FKIP Universitas Al Washliyah (Univa) Medan menolak disuruh buka cadar sempat menjadi viral di media sosial maupun grup whatsaap kader dan keluarga Washliyah.
Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Al Washliyah (PW GPA) Sumatera Utara, H Zulham Efendi Siregar ST beserta Rektor Univa Medan Dr H Halfian Lubis beserta jajaran civitas akademika menyambut kepulangan Muyasaroh dari arena MTQ Sumut, Tebing Tinggi dengan bangga dan haru.
Menurut H. Zulham Effendi Siregar, mahasiswi Univa tersebut ikhlas mengundurkan diri dari MTQ Sumut, karena disuruh dewan hakim untuk membuka cadar ketika sedang tampil di mimbar.
Muyasaroh tetap bersikukuh mempertahankan cadar nya. Tidak mau membuka walaupun disebut bahwa aturan buka cadar sudah berlaku nasional sejak STQN di Pontianak, Kalimantan. Muyasaroh, yang sehari-harinya mengenakan pakaian sya`i, tetap istiqomah dan memilih mundur dari peserta perhelatan akbar itu.
Jajaran PW GPA Sumut yang juga Organ Bagian Al Washliyah ini menyambut Muyasaroh sebagai Pahlawan, walaupun, kata Zulham, masih separuh perjalanan dalam MTQ tersebut dan dia mendoakan semoga Muyasaroh tetap istiqomah dan terus belajar, belajar Al Quran agar nantinya dapat mengikuti MTQ Tingkat Internasional, pinta Zulham.
Kepada Muyasaroh, Ketua PW GPA Sumut ini memberi apresiasi dan semangat dalam bentuk bantuan biaya kuliah hingga sarjana (S1) di kampus Univa Medan, Sumatera Utara.
Alhamdulillah, ternyata bukan itu saja bantuan dan simpati warga terus mengalir ke Muyasaroh, peserta yang didiskualifiksi di MTQ Sumut.
“Alhamdulillah hari ini Muyasaroh kembali mendapat keberkahan antusias masyarakat muslim cukup tinggi baik Indonesia maupun luar negeri. Muyasaro diberikan Rp100 juta melalui Yayasan Arrisalah dan Salam TV,” tulis Zulham Effendi Siregar, yang akrab menyebut dirinya ZES.
TAKUT ALLAH
Sementara itu, keluarga Muyasaroh, merespon kejadian yang berkembang. Abang ipar Muyasaroh, Abdul Rahman, mengatakan bahwa adiknya itu sudah memakai cadar sejak lama dan tak pernah membuka cadar di muka umum.
“Keyakinan cadar dia itu bukan spontanitas dia laksanakan. Artinya apapun dunia yang ditawarkan sama dia dengan unsur membuka salah satu kebiasaan dia, baik itu cadar nya atau yang lainnya, maka dia lebih takut dengan yang membuat aturan, yaitu Allah SWT,” kata Abdul Rahman, kepada wartawan di Medan.
“Demi Allah saya katakan, saya sebagai abang iparnya pun belum pernah sekalipun melihat wajahnya. Makanya beliau merasa berat untuk melepas itu,” tegas Abdul Rahman.
Informasi lain yang didapat, Muyasaroh pasca pengunduran diri dipersilakan oleh kalangan dewan juri untuk mengikuti ulang, namun Muyasaroh menolak ajakan itu, apalagi sudah menimbulkan respon beragam dari warganet.
Sementara itu, keluarga Muyasaroh, merespon kejadian yang berkembang. Abang ipar Muyasaroh, Abdul Rahman, mengatakan bahwa adiknya itu sudah memakai cadar sejak lama dan tak pernah membuka cadar di muka umum.
“Keyakinan cadar dia itu bukan spontanitas dia laksanakan. Artinya apapun dunia yang ditawarkan sama dia dengan unsur membuka salah satu kebiasaan dia, baik itu cadar nya atau yang lainnya, maka dia lebih takut dengan yang membuat aturan, yaitu Allah SWT,” kata Abdul Rahman, kepada wartawan di Medan.
“Demi Allah saya katakan, saya sebagai abang iparnya pun belum pernah sekalipun melihat wajahnya. Makanya beliau merasa berat untuk melepas itu,” tegas Abdul Rahman.
Informasi lain yang didapat, Muyasaroh pasca pengunduran diri dipersilakan oleh kalangan dewan juri untuk mengikuti ulang, namun Muyasaroh menolak ajakan itu, apalagi sudah menimbulkan respon beragam dari warganet.
No comments:
Post a Comment