Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) adalah dua ormas Islam terbesar di
Indonesia. Kedua ormas ini mempunyai peranan sangat penting dalam perkembangan
Islam di Indonesia hingga saat ini.

Muhammadiyah didirikan pada 8 Dzulhijjah 1330 H (18 November 1912) di Yogyakarta oleh KH. Ahmad Dahlan.
Sedangkan NU didirikan pada 15 Rajab 1344 H (31 Januari 1926) oleh KH.
Hasyim Asy'ari.
Silsilah KH. Ahmad Dahlan & KH. Hasyim Asy'ari
KH. Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868, Nama
kecil KH Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwis. Ia merupakan anak keempat
dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaranya perempuan, kecuali
adik bungsunya. KH. Ahmad Dahlan Wafat pada tanggal 23 Februari 1923
Beliau adalah keturunan kedua belas dari Syekh Jumadil Qubro dan melalui nasab Maulana Malik Ibrahim, salah seorang yang
terkemuka di antara Walisongo, pelopor penyebaran agama Islam di
Jawa.
Silsilahnya tersebut adalah:
-
Syekh Jumadil Qubro (Maulana Akbar)
-
Maulana Malik Ibrahim
-
Maulana ‘Ainul Yaqin (Sunan Giri),
-
Maulana Muhammad Fadlullah (Sunan Prapen)
-
Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom)
-
Demang Djurung Djuru Sapisan
-
Demang Djurung Djuru Kapindo
-
Kyai Ilyas
-
Kyai Murtadla
-
KH Muhammad Sulaiman
-
KH Abu Bakar
-
dan Muhammad Darwis (Ahmad Dahlan).
KH. Hasyim Asy'ari memiliki nama lengkap Muhammad Hasyim bin Asy’ari bin Abdul Wahid bin
Abdul Halim. beliau lahir pada 10 April 1875 (24 Dzulqaidah 1287H) dan wafat pada 25
Juli 1947.
KH Hasyim Asy’ari adalah putra ketiga dari 11 bersaudara. Ayahnya
bernama Kyai Asy'ari, pemimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah
selatan Jombang. Ibunya bernama Halimah. Dari garis ibu, KH. Hasyim Asy'ari merupakan keturunan ke sepuluh
dari Syekh Jumadil Qubro melalui nasab Maulana Ishaq.
Berikut silsilahnya:
-
Syekh Jumadil Qubro (Maulana Akbar)
-
Maulana Malik Ibrahim
-
Sunan Giri (Raden Ainul Yaqin)
-
Abdurrohman / Jaka Tingkir (Sultan Pajang)
-
Abdul Halim (Pangeran Benawa)
-
Abdurrohman (Pangeran Samhud Bagda)
-
Abdul Halim
-
Abdul Wahid
-
Abu Sarwan
-
KH. Asy’ari (Jombang)
-
KH. Hasyim Asy’ari (Jombang)
coba perhatikan silsilah kedua ulama ini. Ternyata Keduanya merupakan
keturunan langsung dari Sunan Giri (Raden atau Maulana Ainul Yaqin). Dan
juga keturunan langsung dari Syekh Jumadil Qubro . Jika KH. Ahmad Dahlan melalui nasab Maulana Maliq Ibrahim
sedangkan KH. Hasyim Asy' ari melalui nasab Maulana Ishaq.
Siapakah Syekh Jumadil Qubro ?
Syekh Jumadil Qubro atau Jamaluddin Akbar al-Husaini atau Maulana
Husain Jumadil Kubro berasal dari Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah. Ia
diyakini sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW melalui
jajur Husain bin Ali.
Berikut silsilahnya:
-
Husain bin Ali,
-
Ali Zainal Abidin,
-
Muhammad al-Baqir,
-
Ja'far al-Shadiq,
-
Ali al-Uraidhi,
-
Muhammad al-Naqib,
-
Isa al-Rumi,
-
Ahmad al-Muhajir,
-
Ubaidullah,
-
Alwi Awwal,
-
Muhammad Sahibus Saumh,
-
Alwi al-Tsani,
-
Ali Khali' Qasam,
-
Muhammad Shahib Mirbath,
-
Alwi Ammi al-Faqih,
-
Abdul Malik (Ahmad Khan),
-
Abdullah (al-Azhamat) Khan,
-
Ahmad Syah Jalal
-
Syekh Jumadil Qubro
Syekh Jumadil Qubro memiliki dua anak, yaitu Maulana Malik Ibrahim dan
Maulana Ishaq, yang bersama-sama dengannya datang ke pulau Jawa. Syekh
Jumadil Qubro kemudian tetap di Jawa, Maulana Malik Ibrahim ke Champa, dan
adiknya Maulana Ishaq mengislamkan Samudera Pasai.
Syekh Jumadil Qubro juga memiliki nasab kepada Rasulullah SAW yang sama
dengan Sunan Gunung Djati (Syarif Hidatatullah) melalui jalur Isa al-rumi
(no. 7) pada silsilah di atas.
Pendidikan KH. Ahmad Dahlan & KH. Hasyim Asy'ari
KH Ahmad Dahlan dididik dalam lingkungan pesantren sejak kecil, dan sekaligus menjadi
tempatnya menimba pengetahuan agama dan bahasa Arab. Beliau dilahirkan dari kedua orang tua yang dikenal sangat alim, yaitu KH. Abu
Bakar (Imam Khatib Mesjid Besar Kesultanan Yogyakarta) dan Nyai Abu
Bakar (puteri H. Ibrahim, Hoofd Penghulu Yogyakarta).
KH Hasyim Asy'ari hidup dalam lingkungan Pesantren Muslim tradisional
Gedang. Keluarga besarnya bukan saja pengelola pesantren, tetapi juga
pendiri pesantren yang masih cukup populer hingga saat ini. Ayah Kiai
Hasyim (Kiai Asy’ari) merupakan pendiri Pesantren Keras (Jombang).
Sedangkan kakeknya dari jalur ibu (Kiai Utsman) dikenal sebagai pendiri
dan pengasuh Pesantren Gedang yang pernah menjadi pusat perhatian
terutama dari santri-santri Jawa pada akhir abad ke-19.
Pertemuan dua calon ulama besar
Setelah sekitar sembilan tahun mukim dan belajar di Pesantren Keras
sampai berusia 15 tahun), KH Hasyi, Asy'ari mulai melakukan
pengembaraannya mencari ilmu ke pondok-pondok pesantren yang masyhur
di tanah Jawa,khususnya Jawa Timur. Di antaranya adalah Pondok
Pesantren Wonorejo di Jombang, Wonokoyo di Probolinggo, Tringgilis di
Surabaya, dan Langitan di Tuban, kemudian Bangkalan, Madura, di bawah
bimbingan Syaikhona Muhammad Khalil bin Abdul Latif (Syaikhona Khalil
Bangkalan).
Di Bangkalan inilah, Mohammad Darwis (KH.Ahmad Dahlan) bertemu pertama
kali dengan Muhammad Hasyim (KH. Hasyim Asy'ari). Dalam jangka waktu
yang cukup lama mereka berteman dan belajar, maka setelah tuntas
belajar pada Kyai Khalil, keduanya masing-masing dibekali kitab
sebagai bekal mengaji lanjutan kepada kawan Kyai Kholil di Semarang,
yakni Kyai Sholeh Darat.
Di pesantren ini, dua orang santri muda yang kelak akan turut berperan
menumbuh kembangkan geliat Islam di Indonesia, sangar tekun dan giat
mengaji. Keduanya sama mewarisi darah Raden Paku atau yang dikenal
sebagai Sunan Giri, seorang wali besar dari Gresik.
Selama nyantri di bawah naungan Kyai Sholeh Darat sepanjang dua tahun
penuh, Muhammad Darwis memanggil Hasyim—teman sekamarnya, dengan sebutan
Adi Hasyim. Sementara Muhammad Hasyim menyapa Mohammad Darwis dengan
sebutan Mas Darwis.
Ketekunan dua santri yang cerdas ini kemudian berbuah pengutusan
mereka olehKyai Sholeh untuk melanjutkan studi ke Tanah Suci
Mekah.
Di Mekkah kedua calon ulama besar indonesia ini berguru pada guru
yang sama yaitu Syekh Ahmad Chatib Al-Minangkabawi (1860-1916)
yang merupakan ulama besar kelahiran Sumatera Barat yang memiliki
pengaruh besar di dunia .
Syekh Ahmad Chatib Al-Minangkabawi Imam sekaligus khatib Masjidil
Haram Makkah pada masanya, dan merupakan imam besar Masjidil Haram
pertama yang bukan orang arab.
Penutup
Itulah sekilas mengenai kedua tokoh ulama besar indonesia yang jug
adalah pahlawan nasiona. Semoga dapat menambah khazanah pengetahuan
kita semua mengenai ulama-ulama di tanah air.
Sumber: wikipedia, muhamadiyah.or.id, nu.or.id
NU dan Muhammadiyah sadulur 👍🤝
ReplyDeletemohon cek kembali silsilahnya..
ReplyDeletekalo dikompare jadi rancu. masak sunan giri punya 2 bapak
Sama oom, maulana malik ibrahim
DeleteMgkn yg dimaksud sunan giri-1, punya putra sunan giri-2
DeletePerlu penjelasan mengapa Sunan Giri dua ayah
ReplyDelete